Jakarta - Melihat aksi radikalisme dan terorisme yang semakin marak terjadi di Indonesia, Badan Koordinasi Nasional Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (Bakornas LEMI PB HMI) mengadakan diskusi yang diberi tajuk 'ngopi' (ngobrol perkara ekonomi) dengan tema "Radikalisme dalam Perspektif Keadilan dan Ekonomi" di D'Hotel, Jalan Sultan Agung, Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (11/4).
"LEMI PB HMI prihatin melihat aksi terorisme dan radikalisme yang terjadi akhir-akhir ini. Perilaku radikal dan terorisme biasanya terjadi disebabkan oleh banyak faktor, salah satuanya adalah persoalan ketidak keadilan dan ekonomi, " kata Direktur Eksekutif Bakornas LEMI PB HMI, Arven Marta, dalam sambutannya.
Menurut Arven, tindakan radikal dan aksi terorisme bukan hanya disebabkan oleh persoalan agama semata, tapi melainkan bisa kita lihat juga dari persoalan ketidak adilan dan ekonomi.
"Dalam diskusi ini kita berharap nanti akan ada solusi yang didapatkan agar radikalisme dan terorisme kita tangkal bersama, selain itu Arven menambahkan masuknya organisasi ekstra kampus seperti organisasi cipayung memberi kontribusi positif, karena sudah tidak diragukan lagi persoalan komitmen berbangsa dan bernegaranya. Kita siap membantu pemerintah serta bersinergi untuk mewujudkan hal tersebut, " tegasnya.
Sementara itu, salah seorang pemateri yakni pengamat sosial politik, Arifki Chaniago menilai kata keadilan pada sila kedua Pancasila dan sila ke lima wujud bagaimana penuntasakan keadilan bagian penting dalam kehidupan berbangsa.
"Radikalisme yang menyentuh anak muda adalah bentuk rendahnya mutu intelektual kita tentang jalan hidup dan kehidupan yang terkadang cendrung dipahami hanya sebatas penghidupan semata, " ujar mahasiswa pascasarjana Ilmu Politik UI ini.
Sementara itu, pemateri berikutnya Putri Khairunissa mengatakan persoalan radikalisme sangat berkaitan erat dengan keadilan dan ekonomi.
"Disaat keadilan dan ekonomi sudah dapat, saya pikir tidak ada lagi orang bertindak radikal. Apalagi sampai menjadikan mereka sebagai teroris. Oleh karena itu, sudah saatnya kita bersama-sama melawan tindakan radikal dan terorisme, " tegas aktivis perempuan ini.
Terakhir Arven menyampaikan"Mari kita ikrarkan dalam hati semua pemuda bahwa tidak ada tempat untuk aksi radikal dan terorisme di Indonesia. Indonesia adalah negara damai, aman dan tenteram. Jaga itu. Dan jangan dirusak oleh aksi tak terpuji dari pemuda. Keadilan dan ekonomi harus didapatkn agar pemuda bisa bersama-sama melawan aksi radikal dan teror, " tutup Arven dihadapan puluhan peserta diskusi.