Jakarta - "Sudah seharusnya militer Israel menghentikan perang dengan warga Palestina. Karena memasuki hari ketujuh perang antara tentara Israel dengan warga Palestina, sedikitnya ada 200 orang termasuk anak-anak dan perempuan meninggal di Gaza akibat serangan brutal Israel. Sementara hampir 1000 orang luka-luka, " ujar Ketua Bidang Organisasi dan Infrastruktur Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam, Chandra Halim, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (18/5).
Menurut Chandra, serangan yang dilakukan oleh tentara Israel yang mengakibatkan korban jiwa dari anak-anak dan perempuan merupakan tindakan yang sangat keji dan brutal.
"Kami Syarikat Islam mengutuk keras serangan brutal Israel terhadap Palestina dan meminta Israel menghentikan serangan di Gaza yang membuat banyak korban dari kelompok sipil. Kami mengecam, mengutuk keras segala bentuk serangan Israel. Israel harus menghentikan bombardir terhadap Palestina, " tegas Chandra.
Ia mengatakan yang terjadi di Gaza bukan perang yang seimbang, tapi pembantaian terhadap kemanusiaan. Karena itu dia meminta Israel berhenti melakukan agresi terhadap bangsa Palestina. Israel juga harus menghentikan sikap agresifnya mengusir penduduk Palestina dari rumahnya seperti di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur yang akhirnya memicu perang.
“Rakyat sipil tidak berdosa selalu menjadi korban dalam setiap konflik bersenjata seperti yang kita saksikan di Palestina. Ini pembantaian, ini tragedi kemanusiaan. Israel juga harus berhenti mengusir penduduk Palestina dari rumahnya seperti yang terjadi di Sheik Jarrah, ” kesal Chandra.
Chandra melanjutkan, saat ini mata dunia tertuju ke Palestina yang rakyatnya hidup dalam ketakutan dan butuh bantuan dari dunia luar. Namun bantuan kemanusiaan tidak akan bisa masuk jika kedua belah pihak terus berkonflik. Karena itu Chandra mengharapkan pemerintah Indonesia dan negara-negara lain mendesak Israel dan Palestina untuk menahan diri dalam gencatan sejata dan memberikan kesempatan bantuan masuk ke Palestina.
"Sebagai negara Muslim terbesar saya berharap pemerintah Indonesia mengambil peran mengajak negara lain mendesak pemimpin Israel dan Palestina untuk menahan diri dan melakukan gencatan senjata agar bantuan kemanusiaan bisa masuk Palestina. Agar korban rakyat sipil mendapat perawatan dan pengobatan, " tutupnya.