JAKARTA, Keberhasilan perawatan bayi prematur sangat bergantung pada intervensi medis yang tepat waktu, pemantauan fungsi organ vital dan pertumbuhan fisik yang berkelanjutan, dengan harapan tumbuh dan berkembang seperti bayi yang lahir normal.
Setiap tahap perkembangan bayi prematur, atau bayi lahir belum cukup bulan, dimulai dari perawatan di NICU hingga pemantauan tumbuh kembang, harus dilakukan dengan pendekatan medis yang cermat, multidisipliner untuk memastikan tumbuh dengan optimal dan mengurangi potensi gangguan jangka panjang.
Hal itu dikemukakan Dokter Spesialis Anak dr. I.G.A.N. Partiwi, Sp.A, MARS pada diskusi perawatan holistik dan optimal untuk bayi prematur berkaitan peringatan Hari Prematuritas Sedunia 2024, di RSIA Bunda Jakarta, Rabu (20/11/2024).
“Bayi-bayi yang lahir prematur, sebagian besar masuk ke NICU, mereka terpisah dari orangtua – dalam hal ini ibu, yang seharusnya sejak awal merawat bayi dan memberi ASI secara langsung. Orangtua dapat ikut merawat bayi mereka yang ada di NICU, dengan panduan tenaga medis, sehingga hal-hal dasar yang dibutuhkan bayi untuk bertahan, dan bertumbuh tetap didapatkannya, ” jelas dr. Tiwi.
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), menguraikan tahapan tumbuh kembang bayi prematur dan bagaimana menghadapinya agar perkembangan anak optimal.
Dr. dr. Adhi Teguh Perma Iskandar, Sp.A, Subsp. Neo., menguraikan tentang sistem pernapasan bayi prematur yang belum sempurna karena paru-paru belum berekmbang yang menyebabkan kesulitan menyusu pada awal kelahirannya.
Dr. dr. Luh K. Wahyuni, Sp.KFR, Subsp. Ped., menjelaskan perkembangan oromotor bayi prematur dan pentingnya peran mulut sebagai organ penghubung dengan lingkungan.
Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K), mengupas tentang kondisi sistem pencernaan bayi prematur dan kemungkinan alergi yang dapat terjadi.
Baca juga:
Tony Rosyid: Hidup di Era 'Herd Immunity'
|
dr. Achmad Rafli, Sp.A (K), menjelaskan tentang kondisi neurologi bayi prematur dan cara mendukung perkembangan otak mereka.
Indonesia menduduki posisi ke-5 tertinggi untuk persalinan bayi prematur dengan mencapai 657.700 kasus per tahun dari sekitar 4, 5 juta kelahiran bayi tiap tahun.
Hari prematuritas sedunia, world prematurity day diperingati setiap 17 November. (AA)