JAKARTA--Virus corona saat ini tengah menjadi sorotan utama, akan tetapi di sisi lain kita juga masih terus berjuang melawan virus mematikan lainnya, yaitu HIV.
Masa pandemi seperti sekarang ini memang berisiko tinggi terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Mereka juga disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan yang sama seperti populasi umum yaitu sering mencuci tangan dan menjaga jarak serta tindakan lain sesuai dengan protokol kesehatan.
Peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di satu sisi diharapkan menjadi senjata ampuh dalam menghambar penyebaran pandemi Covid-19. Akan tetapi, di lain sisi, PSBB memiliki dampak cukup berat bagi kehidupan sosial, ekonomi, hingga kesejahteraan kesehatan jiwa ODHA.
Merujuk pada hasil survei cepat yang dilakukan Indonesia Aids Coalition (IAC) menunjukkan bahwa PSBB berdampak cukup berat bagi kehidupan sosial ekonomi komunitas populasi kunci.
”Banyak yang kehilangan pekerjaan, penurunan penghasilan dan Terlilit hutang”kara Sabam Maruli Tua Manalu, Advocacy Coordinator IAC, di hotel Manhattan, Jakarta Selatan, Kamis (21/1/2021).
Menurut Sabam, kondisi ini tentu berpengaruh pada upaya penanggulangan HIV oleh komunitas populasi kunci. Bahkan, selama pandemi Covid-19 tak sedikit pula mereka tidak mendapatkan bantuan sembako karena diantara komunitas populasi kunci adalah nomaden (tidak mempunyai tempat tinggal tetap).
Survei cepat dilakukan di 23 kota diantaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Bali pada Nopember hingga Desember 2020 bertujuan untuk perlindungan sosial dan bantuan sosial terhadap komunitas populasi kunci HIV AIDS. Survei sebelumnya dilakukan IAC pada Maret 2020.
“Kehidupan sosial ekonomi komunitas populasi kunci saat ini lebih parah dibanding hasil survey cepat sebelumnya” jelas Sabam.
Baca juga:
Tony Rosyid: Hidup di Era 'Herd Immunity'
|
Sementara itu, Grant Implementing Officer, Irwandi Wijaya menjelaskan pelayanan terhadap orang dengan ODHA dimasa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh. Indonesia AIDS Coalition (IAC) memaparkan sejumlah program telah dilaksanakan oleh lembaga.
Menurut dia, penurunan layanan tes HIV saat ini mengalami penurunan sebab fasilitas layanan kesehatan lebih memprioritaskan penanganan wabah Covid-19.
“Jadi sebenarnya kalau untuk akses layanan temen-temen ARV (obat antiretroviral) itu sudah. Ini layanan berubah menjadi Covid ini juga pindah ke layanan lain, ini juga salah satu mempengaruhi terhadap akses, ” jelas Iwan.
Kekhawatiran ditengah pandemi juga dirasakan oleh sejumlah komunitas yang bergerak dibidang kesehatan ini. Alasannya, untuk mendapatkan kebutuhan akses obat-obatan terbatas. (hy)