JAKARTA--Pandemi Covid-19 belum berlalu namun rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada Juli 2021 membawa angin segar bagi dunia pendidikan di Ibukota. Pasalnya setahun proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring dinilai oleh kalangan pendidik tidak efektif.
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 50 Jakarta, Leonardi Maisa menyatakan dalam melaksanakan kurikulum khusus dengan metode PJJ selama pandemi Covid-19 tidak efektif karena ada hal - hal yang terpotong sehingga tidak lengkap. Misalkan siswa untuk pelajaran praktek tidak bisa dilaksanakan.
“Siswa diminta upaya mandiri dan guru mungkin bisa mensuplai video - video mengenai apa yang akan dilakukan. Hal ini Tentu sangat berbeda apa yang diceritakan dengan melaksanakan. Jadi ada yang tidak lengkap” ujar Leonardi, Rabu (31/3/2021).
Menurut Leonardi, SMAN 50 siap melaksanakan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Menteri Agama tentang PTM 2021.
“Menyambut positif rencana PTM Juli 2021 dan kami laksanakan sesuai arahan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta”. katanya.
Mengenai pembelajaran saat PTM nanti pihaknya telah menyiapkan komputer pada setiap kelas untuk 40 guru yang terkoneksi dengan server sekolah sehingga terpantau kegiatan belajarnya menjadi efektif. Selama ini PJJ sangat tergantung dari guru yang memberikan pembelajaran secara personal sehingga kurang efektif.
Begitu pula bagi 780 siswa tentu ada prosedur yang harus dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yaitu kapasitas kelas 50 persen dari total 36 siswa per kelas dengan jadwal bergantian.
”Satu hari 18 siswa belajar di sekolah dan 18 siswa belajar di rumah. Mudah2an bisa terkoneksi dengan pembelajaran yang ada di kelas sehingga guru tidak melakukan pembelajara dua kali tapi mereka bisa belajar bersama” ungkap Leonardi.
Selain itu, menyiapkan tiga tempat mencuci tangan untuk dua kelas dan selebihny tentu menjadi tanggung jawab orang tua mengenai sikap anaknya ataupun kesediaan orang tuanya terkait PTM pada Juli 2021.
”Kami akan rapat dengan orang tua siswa secara daring sebelum pelaksnaan PTM untuk mengetahui kesiapan mereka” ujar Leonardi
Setahun Pandemi Covid-19 belum berlalu kegiatan belajar mengajar di sekolah masih ditutup guna mencegah penyebaran virus di kalangan pelajar, pendidik, dan tenaga kependidikan. Proses pembelajaran pun dilakukan dengan metode jarak jauh secara daring.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai sudah tidak efektif. Penutupan sekolah memiliki dampak negatif yang jelas pada kesehatan anak, pendidikan, perkembangan, pendapatan keluarga dan perekonomian secara keseluruhan.
Berangkat dari sini, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Menteri Agama tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Melalui keputusan bersama tersebut, pemerintah mendorong akselerasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
PTM terbatas direncanakan pada Juli 2021, setelah pendidik dan tenaga kependidikan divaksinasi. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, vaksinasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan ditargetkan selesai paling lambat Juni 2021. (hy)